Hallo sobat dunia kampus dan smart readers..
Simak artikel berikut ini sampai habis yuk..
Semoga bermanfaat👋
The Insight of Digital Marketing
Karya: Indriyani Puspaningrum (1706619003)
Kehidupan manusia yang telah memasuki era
globalisasi menuntun pada perkembangan digitalisasi di hampir seluruh aspek,
mulai dari adanya teknologi terbaharukan, perubahan pola sosial budaya,
perkembangan tata pelaksanaan perekonomian, dan lain sebagainya yang tentu saja
perubahan ini tidaklah terlepas dari adanya kegiatan penelitian dan
pengembangan teknologi yang masif dan berkelanjutan. Salah satu fokus yang akan
dibahas pada kesempatan ini adalah berkaitan dengan dunia ekonomi,
khususnya digitalization of marketing untuk para entreprenur yang
saat ini telah berkembang dengan pesatnya. Berdasarkan data dari Kementerian
Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Kemenkop
UKM) Republik Indonesia mengatakan bahwasanya jumlah Usaha Kecil dan
Menengah di Indonesia telah mencapai 64,1 juta unit atau 99% dari pengusaha
negara ini. Selain itu, dijelaskan pula bahwa sektor UMKM dapat menyerap tenaga
kerja hingga mencapai angka 116 juta sehingga memberikan kontribusi terhadap
PDB Indonesia sebesar 58%. Angka ini bukanlah sebuah tulisan belaka, pasalnya
UMKM menjadi focus besar negara yang harus dikelola dengan baik oleh suatu
negara agar tercipta kestabilan ekonomi di berbagai lapisan masyarakat. Salah
satu hal yang harus diperhatikan dengan baik oleh para entrepreneur adalah
mengoptimalkan segala sumber daya yang terbatas untuk mencapai profitabilitas
yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang dikeluarkan. Aspek penting lain
dari sebuah UMKM yang perlu dicermati dengan baik adalah kegiatan
memperkenalkan produk, menjaga kualitas dan hubungan baik dengan customers,
serta selalu berusaha untuk meningkatkan kredibilitas dan inovasi.
Aspek tersebut tidak lain adalah marketing, definisi marketing menurut American
Marketing Association pada 1985 ialah proses merencanakan dan melaksanakan
konsepsi, penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang dan jasa
sehingga mampu menciptakan pertukaran yang menguntungkan individu dan organisasi. Kotler
& Armstrong (2008:6) mengatakan, “marketing ialah sebuah proses bagi
suatu perusahaan untuk mendapat nilai dari pelanggan, membangun hubungan nan
kuat dengan pelanggan, bertujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai
imbalannya”. Kemudian makna pemasaran juga disampaikan oleh Swastha pada
1996 yang berarti “sebuah usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan
penjual”. Sehingga makna marketing dapat disimpulkan
menjadi sebuah rangkaian proses manajemen yang dilaksanakan untuk memasarkan
suatu barang/jasa berdasarkan harga dan kualitas tertentu serta mampu
memberikan nilai lebih kepada pembeli yang dikemas dengan komunikasi dan timbal
balik (feedback) yang sangat baik dan berkesinambungan bagi kedua belah
pihak (customer dan company) dan berfokus pada 4
komponen utama, di antaranya:
1. Product (berdasarkan
barang/jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan)
2. Price (harga
yang fleksibel dan bersaing dengan competitor)
3. Place (tempat
ataupun sarana untuk usaha)
4. Promotion (mengenalkan
produk dan menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan).
Dunia marketing telah melewati berbagai macam
fase, di mana dahulu pemasaran hanya dilakukan melalui lisan antar penjual
dengan pelanggan, berganti ke metode tertulis (berupa selebaran, pamphlet,
baliho, dan lain sebagainya), dan selanjutnya berkembang pesat melalui metode digital
marketing (dengan memanfaatkan teknologi sebagai media pemasarannya). Digital marketing diartikan oleh Kotler dan Armstrong
(2009), “Digital marketing as form of marketing in direct which has links to
consumers with sellers electronically using an interactive technologies such as
mails, web, online groups or newsgroups, interactives television, a mobile
technology, etc. Sehingga dapat diartikan
bahwa digital marketing merupakan salah satu media yang digunakan oleh
pengusaha untuk dapat menjangkau konsumen secara langsung/interaktif terkait
penawaran produk/jasa dengan selalu menjaga interaksi sehingga mudah untuk
didentifikasi segala kelebihan dan kekurangan perusahaan dalam rangka menjaga
kredibilitas dan kepuasan konsumen. Perjalanan digital marketing di
mulai sejak tahun 1980-an, di mana pada tahun tersebut International
Business Machines Corporation (IBM) menciptakan computer
personal yang mampu mengakumulasikan informasi users dan
melacak keberadaan para pelanggan dari perusahaan tersebut secara tepat yang
kemudian disusul dengan adanya software ACT yang
kemudian kian lama berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman.
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada laman Youtube Bapak Dedi
Purwana Channel, video Digital
Marketing-Part#1 telah dijelaskan oleh Ibu Terrylina Arvinta
Monoarfa, SE., MM terkait perkembangan digital marketing di abad ke-21 tentunya
sangatlah pesat, mengingat mudahnya untuk mengakses berbagai informasi terkait
produk/jasa yang dipasarkan kepada konsumen dan juga memberikan feedback secara real
time dan tepat. Hal ini tentu saja menjadi peluang yang dimanfaatkan
dengan sangat baik oleh para pelaku usaha mikro kecil dan menengah dalam
memasarkan produk/jasanya. Peningkatan penggunaan internet sebagai media
untuk digital marketing pun semakin tinggi sejak adanya
pandemic covid-19 yang mengharuskan pembatasan kegiatan masyarakat (social
distancing) dan dihadang oleh era yang distruptif dan periu berkembang
sehingga memerluka strategi pemasaran yang lebih handal (mampu bersaing dengan
baik di antara kompetitor). Adanya proses kegiatan pemasaran yang berakselerasi
di masa pandemic menjadikan orang dapat berkomunikasi dan memasarkan
produk/jasanya tidak hanya berdasarkan cara yang konvensional (misalnya melalui
penyediaan toko, menyebarkan brosur, pamfelt, dan lain sebagainya) saja, akan
tetapi dapat dengan cara yang sangatlah mudah dan murah yang menjadikan biaya
operasional perusahaan dapat ditekan sehingga lebih efektif dan efisien. Hal
ini dikarenakan pada digital marketing diterapkan bagaimanakah
cara untuk menyusun konsep strategi, pelaksanaan, pengawasan, hingga evaluasi
kegiatan. Evaluasi wajib untuk dilakukan karena Jean Claude
Junker pernah mengatakan internet dan teknologi telah merubah dunia
dan digitalisasi teknologi tetap menjadi masa depan kita. Perubahan pola
konsumsi pelanggan (shifting pattern of demand) menjadi online tentu
saja menjadi tugas tambahan bagi entrepreneur untuk
mengembangkan dan menyesuaikan bentuk usahanya agar terbaharukan. Hal ini
pernah dipaparkan melalui teori Darwin (orang sukses adalah orang yang mampu
bersaing dan beradaptasi dengan kondisi terbaru sehingga usahanya berkembang
pesat, dan bukan hanya mengandalkan factor kekuatan). Oleh sebab itu, saat ini
banyak sekali entrepreneur muda yang berusaha untuk
mengembangkan usahanya yang berdaya saing secara digital di rancah regional
hingga internasional.
Menurut data Hootsuite.com pada
Januari 2019 dan 2020 dipaparkan beberapa informasi terbaru yang relevan bagi
kehidupan dan digitalisasi di Indonesia, di antaranya:
Jumlah penduduk pada tahun 2019 yang berjumlah
268,2 juta/56% jiwa mengalami peningkatan di 2020 sebesar 1,1%/2,9 juta jiwa.
Pengguna handphone 2019 (355,5 juta/133%),
pada 2020 (15 juta/4,6%)
Pengguna aktif internet 2019 (150 juta/56%),
pada 2020 (15 juta/17%)
Pengguna aktif internet social
media 2019 (130 juta/48%), pada 2020 (12 juta/8,1%)
Pertumbuhan jumlah pengguna internet yang melebihi jumlah
pertumbuhan penduduk ini tentu saja membawa dampak yang sangat positif untuk
memanfaatkan media social sebagai sarana untuk promosi yang low cost dan
bertahan lama (dibandingkan cara konvensional). Selain itu rata-rata penggunaan
internet, social media, mendengarkan video dan livestreaming, serta
mendengarkan podcast ataupun musik berada pada (8 jam 36 menit hingga yang
terendah 1 jam 22 menit). Hal ini disebabkan oleh penggunaan internet menjadi
kebutuhan utama secara internasional yang memudahkan pengusaha untuk trace keinginan
konsumen. Beberapa digital platform yang digemari, di antaranya:
- Social
Network (Youtube “88%”, Facebook “81%”, Instagram “80%”, Twitter “52%”,
dan Linked In “33%”)
- Messenger
(Whatsapp “83%”, Line “59%”, FB Messenger “47%”, BBM “38%”, dan Skype
“28%”)
Fenomena digital marketing tentu saja memiliki
analisis khusus yang dikenal dengan SOSTAC:
- Situation
Analysis (analisis goal
performance, e-marketplace, persepsi merek, serta internal
capability/sumber dayaObjectives (mengoptimalkan
5S, penilaian efisiensi dan efektifitas bisnis, serta mengembangkan
produk/jasa terbaik)
- Strategy (online
value proposition/OVP, targeting, positioning,
review pelanggan, dan integration)
- Tactics (marketing
mix, scheduling, e-campaign, communication, detail strategy)
- Actions (internal
resources skill)
- Control (penilaian
pelaksanaan)
Kemudian
dikenal pula 5S di dalam dunia digital marketing, di antaranya:
- Sales
(mengukur posisi penjualan)
- Serves
(memberikan pelayanan terbaik dan nilai tambah kepada pelanggan)
- Sizzle
(durasi pengunjungan dan memperoleh informasi penting untuk mengevaluasi
dan perluasan usaha dengan komunikasi yang terbuka)
- Speak
(mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan/engagement
communication)
- Save
(entrepreneur sudah
memperoleh konsumen dengan cakupan yang luas dan maksimal atau belum)
TOTAL KATA =
1.200
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
- Hendry
Hartono; Karyana Hutomo; Marshelia Mayangsari. 2010. Pengaruh
Strategi Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Pada Perusahaan Dengan
Menetapkan Alumni dan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Sebagai Objek
Penelitian. Vol.6, No.2: 16-18. https://media.neliti.com/media/publications/22836-ID-the-state-of-the-art-marketing.pdf.
02 April 2021.
- http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01239-SI%20Bab2001.pdf
Laman
3. https://sites.google.com/site/falsburgers/assignments/definisimarketingdarimasakemasa
Terima kasih informasinya
ReplyDeletewaa informatif bgt
ReplyDeletewow bgt
ReplyDeletekerenn
ReplyDeleteTerimakasih atas informasinya
ReplyDeleteKeren min, informatif 👍
ReplyDeleteNice
ReplyDeleteThank you kak
Delete