Showing posts with label Papers. Show all posts
Showing posts with label Papers. Show all posts

Monday, April 12, 2021

Makalah Bank Indonesia

 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

“BANK INDONESIA”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dengan materi “Bank Indonesia”.

Universitas Negeri Jakarta


Kelompok 7:

Indriyani Puspaningrum (1706619003)

Jessica Naomi Theodora (1706619037)

Igor Humbara Nathanael R M (1706619053)

Primoso Pebrianto (1706619065)

Muhammad Nur Adli (1706619033)


S1 Akuntansi B 2019


Universitas Negeri Jakarta

Jl. Rawamangun Muka, RT. 11/RW. 14, Rawamangun,

Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13220

Tahun Akademik 2020


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI  ii

KATA PENGANTA iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………........................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ..................................................... 1

D. Sumber Data ............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bank .....................................…….......... 3

B. Perkembangan Bank............................................... 3

C. Jenis-Jenis Bank ....................................................... 5

D. Pengertian Bank Sentral ....................................... 6

E. Sejarah Berdirinya Bank Indonesia ................... 6

F. Tujuan Bank Indonesia .......................................... 8

G. Tugas, Fungsi, dan Kewajiban Bank Indonesia 9

H. Undang-Undang Terkait Bank Indonesia.......... 10

I. Peran Bank Indonesia ............................................. 11

J. Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintahan Dalam dan Luar Negeri ............................................................................................ 11

K. Kebijakan QRIS ......................................................... 12

L. Masalah yang dihadapi Bank Indonesia Periode Ini........................................................................................ 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................. 14

B. Saran ............................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................iv


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dikarenakan rahmat dan kasih sayang-Nya kami seaku tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang materi Bank Sentral atau Bank Indonesia dengan baik dan benar.

Tim penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini dan penulisan tidak akan terwujud tanpa bantuan, kerjasama, dan bimbingan dari berbagai pihak yang terjalin dengan baik. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Fatimah Zahra, S.E.I., M.E, selaku Dosen Pengampu mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya yang telah membimbing kami sehingga penugasan pembuatan makalah tentang materi Bank Indonesia dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga amal baik yang telah diberikan senantiasa mendapat balasan ridho Tuhan Yang Maha Esa. Penulis sangat berharap agar karya ini membawa kebermanfaatan bagi semua pihak yang membacanya.

Jakarta, Maret 2020

Tim Penulis


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank Indonesia merupakan salah satu bank sentral yang memberikan beragam pelayanan penting dan utama dalam menggerakan perekonomian Indonesia dengan kerjasama yang intensif dengan pihak perekonomian di Indonesia, seperti Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, OJK, BPK, KPK, dan lembaga lainnya. Bank Indonesia memliki tugas utama dalam rangka memutuskan dan melaksanakan kebijakan moneter yang bisa diterapkan dengan baik, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi kerja perbankan.

Dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia, tentunya sebagai rakyat Indonesia kita bisa memahami dan membantu melaksanakannya dengan baik. Oleh sebab itu, penulisan makalah tentang Bank Indonesia ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan pembaca akan ilmu dasar dan juga perkembangan kebijakan terbaru dari Bank Sentral yang kemungkinan besar sangat memengaruhi sistem perekonomian yang selalu berubah seiring berjalannya waktu mengikuti standarisasi perekonomian dunia.


B. Rumusan Masalah

1. Apa makna dan seluruh informasi umum terkait Bank Indonesia?

2. Bagaimana hubungan/relasi terkait Bank Indonesia?

3. Apakah salah satu kebijakan terbaru dari Bank Indonesia?


C. Tujuan Penulisan

1. Memahami makna dan seluruh informasi umum terkait Bank Indonesia.

2. Memahami hubungan/relasi terkait Bank Indonesia.

3. Memahami salah satu kebijakan terbaru dari Bank Indonesia


D. Sumber Data

Seluruh sumber data yang digunakan dalam penyusunan makalah Bank Indonesia ini adalah berdasarkan buku dan beberapa artikel pada laman di internet.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bank

Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang diberikan wewenang dalam mengelola keuangan masyarakat atau nasabah, baik menerima, meminjamkan,ataupun menerbitkan surat promes yang dikenal oleh sebutan banknote. Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyatakan bahwa pengertian bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha bank meliputi penghimpunan dana dalam bentuk simpanan, menyalurkan dana dalam bentuk kredit, dan bentuk-bentuk usaha lainnya.

Bank memilki asal kata ”banca” yang merupakan Bahasa Italia yang artinya tempat untuk menukarkan uang. Kemudian berdasarkan UU Perbankan, makna perbankan diartikan dengan badan usaha dengan tugas untuk menghimpun pendanaan masyarakat berupa bentuk simpanan dan menyalurkannya pada masyarakat dengan bentuk kredit ataupun bergam bentuk yang lain bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat.


B. Perkembangan Bank

Perkembangan bank diawali dengan bentuk pemberian lending oleh para pedagang kepada para pelanggannya (baik petani, peternak, maupun pedagang lainnya) dengan barang-barang berupa hasil alam seperti padi, jagung, gandum, dan beragam jenis biji-bijian lainnya dan mendistribusikan barang kepada wilayah antar kota. Peristiwa sejarah ini dimulai pada kisaran tahun 2000 SM di Asyur dan Sumeria. Peristiwa ini dilanjutkan pada zaman Yunani Kuno dengan masa kepemimpinan Kaisar Romawi yang caranya adalah menyediakan sebuah kuil atau tempat untuk bertransaksi seperti meyimpan uang, memberikan


pinjaman, dan memutar uang. Arkeologi pada zaman Cina Kuno dan India juga menjalankan kegiatan yang sama dalam perihal transaksi. Kemudian Italia memegang posisi penting pada masa petengahan hingga masa Reinassance/ pencerahan yang berada pada abad ke 14 dengan ekspansi ke wilayah Florensia, Venesia, dan Genoa. Keluarga Bardi dan Peruzzi dengan mendirikan bank utama di Florensia. Di Italia, terkenalah bank yang bernama Medici yang dibangun oleh Giovanni Medici pada 1397 (abad ke-13), kemudian didirikan Banca Monte de I Paschi di Siena (Italia) pada 1472 dan masih eksisi hingga saat ini.

Perbankan melakukan penyebaran pula ke wilayah Italia Utara kepada Kekaisaran Romawi Suci, lalu ke Eropa Utara pada abad ke 15 dan 16. Invasi pun kian lama berlanjut hingga ke Negeri Belanda, tepatnya Amsterdam di abad ke-17 dan London di abad ke-18. Mulai pada abad ke-20, perubahan pada bidang telekomunikasi dan komputerisasi membawa perubahan besar pada sistem perbankan, baik pada segi ukuran, jumlah maupun kondisi geografis. Sehingga akhirnya pada 2007-2008 terjadilah kegagalan bank besar di dunia sehingga memicu terjadinya perdebatan panjang.

Dan di Indonesia, fasenya terbagi atas 4, di antaranya:

1. Periode Timbulnya UU Perbankan No 14 Tahun 1967

2. Periode UU Perbankan No. 14/1967 - No. 7/1992

3. Periode UU Perbankan No. 7/1992 – No. 10/1998

4. Periode Setelah UU Perbankan No. 10/1998


C. Jenis-Jenis Bank

1. Bank Sentral

Bank sentral merupakan sebuah lembaga keuangan yang dilindungi oleh badan hukum dengan tugas utama mengatur dan melaksanakan kebijakan moneter sutau negara, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, menjaga stabilitas mata uang suatu dengan perbandingan pula ke valuta asing (valas) agar terhindar dari inflasi, serta mengatur dan mengawasi kerja perbankan.

2. Bank Umum Konvensional

Bank yang melakukan kegiatan operasional berdasarkan aturan umum Perbankan konvensional suatu negara yang menyajikan berbagai layanan perbankan dengan dimaksudkan memperoleh keuntungan dari kegiatan operasionalnya. Bank ini merupakan bank komersil (commercial) yang tersebar di berbagai penjuru suatu negara dalam membantu mempermudah transasksi antar daerah ataupun antarnegara (jika memiliki kartu internasional).

3. Bank Umum Syariah

Bank umum syariah merupakan perbankan umum yang melayani dan menjalankan kegiatan perbankan berdasarkan ketentuan pada Al-Qur’an dan ketentuan umum perbankan di negara yang bersangkutan yang kegiatannya adalah menyajikan kemudahan dalam jasa dan lalu lintas pembayaran.

4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR memiliki badan hukum yang berupa perusahaan daerah, koperasi, perseroan terbatas, dan bentuk lainnya yang telah ditetapkan sesuai peraturan pemerintah.


D. Pengertian Bank Sentral Indonesia

Pengertian Bank Sentral Indonesia berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU RI atas perubahan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang dimaknai sebagai Bank Sentral RI berbentuk lembaga Negara yang indenpenden dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan /atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang, serta merupakan badan hukum berdasarkan undang-undang.


E. Sejarah Berdirinya Bank Indonesia

Sejarah terkait Bank Indonesia bermula ketika pemerintahan Hindia Belanda membentuk De Javashce Bank yang awal gagasannya berasal dari Komisaris Jendral (KomJen Hindia Belanda), Mr.T. C. Elout dalam memerhatikan perkembangan usaha perkebunan Jawa yang harus didukung dengan adanya perbaikan pada proses transaksi yang dilanjutkan dengan pembaharuan sistem pembayaran menjadi lebih baik. Pemikiran ini direspon secara baik oleh kerajaan Belanda, Raja Willem I sehingga diterbitkanlah surat kuasa dengan tanggal 9 Desember 1826 dengan membentuk wewenang khusus berjangka waktu yang dikenal dengan sebutan hak oktroi.

Setelah menjalani beberapa proses selama 2 tahun, tepatnya pada 24 Januari 1828 dikeluarkanlah Akte Pendirian De Javashe Bank (DJB) melalui SK KomJen Hinda Belanda, dengan struktur kepemimpinan oleh Mr. C. de Haan sebagai Presiden DJB dan C. J. Smulderf sebagai sekretaris. Selepas proses ini, maka dijalankanlah kegiatan bank sentral seperti yang ada di negara lainnya dalam rangka mengatur pusat kegiatan perekonomian Hindia Belanda di bawah kuasa Pemerintahan Hindia Belanda dengan pengawasan langsung oleh Kerajaan Belanda.

Pada tanggal 19 Oktober 1945, didirikanlah Yayasan Pusat Bank Indonesia di kala kepemimpinan Indonesia masih sebahagian dipegang oleh pihak pemerintahan Hindia Belanda (milik sekutu serikat). Sehingga pada Perpu Nomor 2/1946, tertanggal 5 Juli 1946, meyatakan bahwa yayasan tersebut lalu berubah menjadi Bank Negara Indonesia (BNI) yang memiliki fungsi sebagai bank sentral sekaligus bank umum. Akhirnya, pada tanggal 5 Juli 1946 itu pula hari Bank Indonesia ditetapkan.

Namun, perjuangan Bangsa Indonesia tidak semulus dengan pencapaian di atas saja, pasalnya pemerintahan Belanda masih sangat ingin merebut kekuasaan DJB hingga akhirnya menjadi pembahasan pada KMB 1949 yang mana Indonesia dinobatkan memilki hak sepenuhnya atas kepemilikan bank tersebut. Setelah peristiwa RIS tersebut, akhirnya Bank DJB yang waktu itu sudah diganti dengan nama BNI pun dijadikan sebagai Bank Sentral di Indonesia secara sah pada 1 Juni 1953 dengan nama pengukuhan Bank Indonesia.

Kemudian pada 1999, BI secara mandiri yang mempunyai tugas dan wewenang dalam mencapai serta memelihara stablititas nilai rupiah. Kemudian tugas itu diatur dalam UU No. 23 Tahun 1999 hingga pada amandemen di tahun 2004, Bank Indonesia memilki pusat konsentrasi aspek penting berkaitan dengan tugas dan wewenang BI. Amandemen pun dilanjutkan pada tahun 2008 saat pemerintah memberikan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 2 Tahun 2008 atas perubahan kedua dari UU No. 23 Tahun 1999 yang menegaskan bahwa Bank Indonesia memilki peran sebagai bagian dari upaya penjaga stabilitas sistem keuangan. Hal ini ditujukan agar terciptanya ketahanan dan perbaikan nasional dalam menganggulangi krisis global dengan perbaikan akses perbankan dan layanan pembiayaan jangka pendek oleh Bank Indonesia.


F. Tujuan Bank Indonesia

Berdasarkan pasal 7 UU No. 3 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia:

1. Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

2. Melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.

Tujuan tunggal dari Bank Indonesia adalah mengupayakan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap nilai mata uang asing).

Penejelasan atas tujuan utama memiliki pembagian 3 pilar tugas merinci, di antaranya:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

3. Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.

Tentunya dalam menjalani tugas tersebut memerlukan misi dalam pencapaian dan pemerliharaan kestabilan nilai mata uang dengan kestabilan moneter dan pengembangan stablitas keuangan utnuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. Dalam rangka mewujudkan visi sebagai lembaga bank sentral yang kredibel secara nasional dan internasional dengan penguata nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.


G. Tugas, Fungsi, Wewenang, dan Kewajiban Bank Indonesia

Tugas dan fungsi utama dari Bank Indonesia:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

3. Mengatur dan mengawasi perbankan

Fungsi Bank Indonesia :

1. Sebagai lembaga negara yang indenpenden untuk penjaga stabilitas moneter

2. Sebagai badan hukum

3. Pengatur dan pengawas aktivitas perbankan

4. Mengatur dan menyelenggarakan sistem perbankan

5. Melaksanakan penelitian dan pemantauan stabilitas moneter

6. Mengatur dan mengawasi aktivitas perbankan

7. Berperan sebagai Lender of The Last Resort (LoLR)

Wewenang Bank Indonesia:

1. Wewenang pada menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, di antaranya:

a. Mengatur diskonto, cadangan minimum bank umum, serta pengaturan kredit/pembiayaan.

b. Menetapkan sasaran moneter dan perhatikan laju inflasi.

c. Mengendalikan moneter dengan tak terbatas pada operasi terbuka pasar uang (Rupiah ataupun valas).

2. Wewenang pada mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, di antaranya:

a. Menetapkan alat dan cara pembayaran

b. Menyetujui dan menjalankan kebijakan penyelenggaraan sistem pembayaran terbaru.

c. Penyeleggara sistem pembayaran wajib memberikan laporan pada BI.

3. Wewenang pada mengatur dan mengawasi bank, di antaranya:

a. Menetapkan dan memberikan sanksi sesuai peraturan bank.

b. Memberi dan mencabut izin lembaga dan kegiatan usaha trertentu dari bank.

c. Mengawasi bank, baik secara individu maupun sesuai sistem perbankan.


H. Undang-Undang Terkait Bank Indonesia

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang.

3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.

5. Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

6. Ikhtisar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1968 Tentang Bank Sentral.

8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 1958 Tentang Pengubahan Pasal-pasal 16 Dan 19 Undang-undang Pokok Bank Indonesia (Undang-undang No. 11 Tahun 1953).

9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1953 Tentang Penetapan Undang-undang Pokok Bank Indonesia.


I. Peran Bank Indonesia

1. Circulation Bank

Hak pengedaran uang logam dan uang kertas sebagi alat pembayaran yang sah.

2. Bankers bank

BI sebagai sumber dana bank-bank yang ada di RI

3. Lender of Last Resort

BI sebagai pemberi pinjaman tingkat atas (kredit hutang darurat)


J. Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintahan Dalam dan Luar Negeri

1. Dengan pemerintahan dalam negeri

a. Sebagai pemegang kas pemerintah dan BI dilarang memberikan kredit ke pemerintah

b. Menerima pinjaman dan selesaikan tagihan pemerintah

c. Penimbang keputusan ekonomi pemerintah

d. Memberi pendapat dan pertimbangan RAPBN

e. Sebagai konsul pemerintah terkait obligasi, saham, ataupun investasi

2. Dengan pemerintahan luar negeri

a. Kerjasama dengan Bank Sentral Luar Negeri atau organisasi internasional

b. Sebagai perwakilan anggota lembaga internasional2


K. Kebijakan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard)

QRIS merupakan standarisasi respon cepat dalam sistem pembayaran non-tunai di Indonesia yang dikeluarkan otorisasinya oleh Bank Indonesia dengan harapan meningkgatkan kesadaran masyarakat akan mpentingnya memulai “less cash society” atau masyarakat yang mengurangi penggunaan uang tunai. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga meledaknya jumlah peredaran uang rupiah di Indonesia yang menjadi semakin banyak, dan sangat berbahaya bagi ketahanan moneter dan bisa berakibat pada kondisi inflasi.

QRIS diciptakan agar transaksi dengan ritel dan UMKM bisa dilakukan dengan mudah, cepat, dan terjaga keamanannya dari pencurian uang secara langsung oleh pencuri. Hal ini dikarenakan sistem pembayaran melalui aplikasi uang elektronik berbasis jaringan, dompet elektronik, dan atau mobile/internet banking. Tujuan utama dibuatnya QRIS adalah mempermudah pembayaran digital bagi masyarakat dan dapat diawasi secara langsung oleh regulator BI secara integratif satu pintu.

QRIS memiliki 2 metode media display QR Code yang tertera di merchat (baik ritel, café, maupun UMKM) dan langsung di scan menggunakan aplikasi pembayaran yang ada di ponsel customer, di antaranya:

1. Statis

QR statis dinyatakan bahwa tampilannya menggunakan sticker/ hasil cetakan lain, bentuknya sama untuk setiap transaksi pembayaran, dan belum mengandung nominal pembayaran sehingga harus diinput jumlahnya.

2. Dinamis

QR dinamis ditampilkan dari struk mesin EDC (tertampil pada monitor) dengan kode setiap transaksi pembayaran dan mengandung nominal hasil dari pembelian barang/jasa tertentu.

Dalam setiap transaksi dibatasi dengan nominal maksimal Rp 2.000.000. selain dilihat dari kemudahan bertransaksi menggunakan QR Code Nasional, namun terdapat pula beberapa permasalahan yang dihadapi, seperti mengandung besaran fee transaksi yang dinilai memberatkan pelaku UMKM. Karena fee transaksi sebesar 7% masih dinilai terlalu mahal 6 bulan ke depan yang membutuhkan evaluasi (terlalu mahal/terlalu murah). Oleh karena itu, jika fee terlalu mahal UMKM tidak akan mau bergabung, namun jika fee terlalu murah maka investor sulit untuk memberikan dananya.


L. Masalah yang dihadapi Bank Indonesia Periode Ini

Pada 2020 ini, Bank Indonesia sedang dihadapkan dengan persoalan wabah virus COVID-19 (Corona Virus Deasease-2019) yang memengaruhi seluruh jalannya sistem perekonomian dunia. Hal ini membuat Bank Indonesia merevisi tingkat pertumbuhan ekonomi dari 5,0 – 5,4 % hingga menjadi 4,2 -4,6 %. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan kinerja pasar keuangan global, yang menyebabkan terganggunya siklus rantai penawaran global, terjadinya penurunan permintaan dunia yang menyebabkan lemahnya keyakinan para pelaku ekonomi.

Selain itu, Bank Indonesia akhirnya menutup beberapa layanan yang melibatkan interaksi sosial langsung dengan banyak orang (contohnya sisitem pembayaran tunai dan pelayanan publik Bank Indonesia). Kemudian dilanjutkan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap konversi nilai mata uang asing (valuta asing) khususnya US Dollars ($) yang mencakup kurs acuan dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate for Bank of Indonesia yang mana kini rupiah sudah mencapai harga Rp 16.019/US$ dengan melemah sebesar 3,82%.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank Indonesia merupakan bank sentral yang memiliki tanggung jawab penuh dalam mengatur, menjalankan, dan mengawasi jalannya tingkat perekonomian di Indonesia sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Bank Indonesia memiliki tugas dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan. Bank Indonesia berusaha untuk mensinergikan segala kebijakannya agar bisa meningkatkan efektifitas dan efisiensi yang mampu dilaksanakan dengan baik oleh masyarakatnya. Hal ini pastinya menjadikan kerja Bank Indonesia harus selalu dievaluasi selaku penanggung jawab tertinggi karena masalah yang dihadapi pun bukan hanya dari dalam negeri, namun juga dari berbagai penjuru dunia yang tergabung dalam komunitas ekonomi global.

B. Saran

Saran yang diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja dari Bank Indonesia agar terciptanya tujuan bersama dalam membangun perekonomian Indonesia yang efektif dan efisien, maka diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antar pemerintahan dan masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan kebijakan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

1. Iskandar SE., M.M, Syamsu. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,/ Jakarta: Penerbit IN MEDIA.

2. Pandia, Frianto, dkk. 2005. Lembaga Keuangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

3. https://www.academia.edu/19823119/Makalah_Bank_Indonesia

4. https://www.academia.edu/5083143/Contoh_Makalah_Tentang_Bank_Indonesia

5. https://www.academia.edu/18639157/Bank_Indonesia_Sebagai_Bank_Sentral_-_Materi_Kuliah_Bank_dan_Lembaga_Keuangan


Terima kasih smart readers dan sobat dunia kampus yang telah membaca makalah ini.. Semoga bermanfaat ya..

Wednesday, March 24, 2021

Identitas dan Integrasi Nasional

Hallo Assalamualaikum, Sahabat Dunia Kampus and Smart Readers...

Simak makalah berikut ini yuk.. Semoga bermanfaat


 TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“IDENTITAS DAN INTEGRASI NASIONAL”



Kelompok 1:

Indriyani Puspaningrum (1706619003)

Sahrul Hikam (1706619034)

Nadya Meyliana Hadi (1706619061)

Muhammad Arman Okta Firdaus (1706619070)

Enja Sari Simangusong (1702520001)

S1 Akuntansi A 2019

S1 Akuntansi B 2019

D3 Manajemen Pemasaran B 2020

Universitas Negeri Jakarta

Jl. Rawamangun Muka, RT. 11/RW. 14, Rawamangun,

Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13220

Tahun Akademik 2021



DAFTAR ISI


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR………………………………………….........................................………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

D. Sumber Data .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Identitas Nasional .................................... 3

B. Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional Indonesia

....................................................................................................... 6

C. Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional Indonesia

....................................................................................................... 8

D. Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Indonesia

....................................................................................................... 9

E. Konsep Urgensi Integrasi Nasional

...................................................................................................... 10

F. Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Integrasi Nasional

...................................................................................................... 12

G. Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional ........................... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 17

B. Saran ........................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 19


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dikarenakan rahmat dan kasih sayang-Nya kami seaku tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas yang berjudul “Identitas dan Integrasi Nasional” dengan baik dan benar.

Tim penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini dan penulisan tidak akan terwujud tanpa bantuan, kerjasama, dan bimbingan dari berbagai pihak yang terjalin dengan baik. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Iqbal Syafrudin, S.Pd, M.I.P., selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing kami sehingga penugasan pembuatan makalah tentang materi Identitas dan Integrasi Nasional dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga amal baik yang telah diberikan senantiasa mendapat balasan ridho Tuhan Yang Maha Esa. Penulis sangat berharap agar karya ini membawa kebermanfaatan bagi semua pihak yang membacanya.

Bekasi, Maret 2021

Tim Penulis


BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sangat dikaruniakan banyak sekali keistimewaan, baik dari segi keragaman budaya, kekayaan alam, wisata, sejarah, dan berbagai macam hal lainnya. Dengan adanya keragaman tersebut haruslah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar bisa menciptakan keseragaman yang selaras dengan cita-cita bangsa dengan selalu memahami hakikat dan nilai kaidah hidup berbangsa dan bernegara.

Selain itu dengan adanya tujuan tersebut bisa diselaraskan dengan memberikan pengajaran kepada masyarakat Indonesia melalui berbagai cara, misalnya dari segi kependidikan yaitu memasukkan pengajaran kewargangaraan sebagai salah satu kompetensi wajib. Seperti halnya pembelajaran terkait identitas dan integrasi nasional yang memberikan pemahaman bahwasanya suatu negara memiliki jati diri yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu perlu diadakannya peningkatan literasi dan juga implementasi dalam kehidupan nyata sehingga tercipta keharmonisan serta mewujudkan tujuan hidup berbangsa dan bernegara dengan selalu menjunjung tinggi identitas dan persatuan nasional yang selalu berusaha menjaga nilai asli bangsa tanpa terpengaruh oleh budaya asing yang bila tidak difilterisasi dapat mengancam keutuhan falsafah negara.


B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan konsep dan urgensi identitas nasional?

2. Bagaimanakah sumber historis, sosiologis, politik tentang identitas nasional Indonesia?

3. Bagaimanakah dinamika dan tantangan identitas nasional Indonesia?

4. Bagaimanakah esensi dan urgensi identitas nasional?

5. Apakah konsep urgensi integrasi nasional?

6. Bagaimanakah historis, sosiologis, dan politik integrasi nasional?

7. Bagaimanakah dinamika dan tantangan identitas nasional?


C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui makna dan ruang lingkup konsep dan urgensi identitas nasional.

2. Memahami sumber historis, sosiologis, politik tentang identitas nasional Indonesia.

3. Memahami dinamika dan tantangan identitas nasional Indonesia.

4. Mengetahui bagaimanakah esensi dan urgensi identitas nasional.

5. Mengetahui dan memahami kosnsep urgensi integrasi nasional.

6. Memahami bagaimana historis, sosiologis, dan politik integrasi nasional.

7. Memberikan pengetahuan terkait dinamika dan tantangan identitas nasional.


D. Sumber Data

Sumber-sumber yang tim penulis gunakan dalam menyusun makalah “Identitas dan Integrasi Nasional” adalah berdasarkan studi kepustakaan dan pencaharian di beberapa laman terkait tema yang tertera.


BAB II

PEMBAHASAN


A. Konsep dan Urgensi Identitas Nasional

“Identity” dan “Nasional” merupakan asal kata dari “Identitas” dan “Nasional” dimana yang “Identity” artinya ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat yang membedakan dengan yang lainnya sedangkan “Nasional” artinya sifat khas kelompok yang ciri-cirinya sama dari fisik, budaya, agama, bahasa dan non-fisik. Jadi dapat dikatakan bahwa “Identitas Nasional” adalah ciri Pendidikan Kewarganegraan yang negara punya secara filofis membedakan dengan bangsa lain. Dalam ber-negara pasti mempunyai identitasnya masing-masing yang perlu dipahami jati diri bangsanya sehingga terdapat rasa kebanggaan dengan cara membandingkan bangsa satu dengan bangsa yang lain dengan demikian dapat menghindarkan sikap kabalisme yang berupa penekanan yang berlebihan pada keunikan serta ekslusivitas yang esoterik karena tidak ada bangsa manapun yang mutlak berbeda menurut (Darmaputra, 1988:1). Terdapat tiga unsur dalam jati diri, yaitu kepribadian, identitas, dan keunikan menuruy Hardono Hadi (2002). Jati diri bangsa indonesia merupakan Pancasila yang dimaknai sebagai kepribadian sikap dan perilaku manusia di Indonesia yang mencerminkan lima nilai Pancasila yang dipahami bukan dengan rumus atau statusnya tetapi pada isi yang mengandung nilai-nilai luhur untuk menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga sikap dan perilaku kita sebagai warga negara Indonesia dapat di amati dan di nilai sebagai jati diri bangsa selain itu juga menunjukakan identitas selaku bangsa Indonesia yang terdapat unsur kesamaan ciri khas kepada masyarakat Indonesia dalam perkembangan yang terus belanjut.

Dalam Identitas Nasional atau lebih tepatnya dalam karakter bangsa mempunyai tiga fungsi menurut Soemarno Soedarsono, yaitu :

1. Sebagai penanda bahwa adanya keberadaan dan eksistensinya, sedangkan yang tidak eksis dalam kehidupan bangsa dan negara bisa dikatakan tidak mempunyai jati diri.

2. Sebagai yang membela bangsa lain di dunia ini

3. Dan, sebagai cerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya juang, dan kekuatan bangsa, contohnya kondisi bangsa pada umumnya dan kondisi ketahan bangsa pada khusunya. Identitas suatu bangsa memiliki sifat, karakter, dan keunikan masing-masing dengan faktor pendukunya :

a. Faktor Objektif yang berisikan faktor geografis-ekologis dan demografi

b. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan milik bangsa Indonesia.

Identitas bangsa indonesia yang berkembang sebagai nasionalisme pada awal abad ke-20. Menurut Robert de Ventis seperti yang dikutip oleh Manuel Castells dalam buku “The Power of Identity” mengemukakan teori tentang kemunculan identitas nasional suatu negara senagai akibat dari interaksi historis, yang terdapat 4 faktor penting :

1. Faktor Primer

Faktor pertama beragam etnis, wilayah, bahasa, agama dan yang lainnya. Dengan ini tidak menjadikan kesatuan ini tidak menghilangkan keanekaragaman masayarakat Indonesia dan ini disebut kesatuan dalam keanekaragaman.

2. Faktor Pendorong

Faktor kedua berisikan perkembangan komunikasi dan teknologi, dengan adanya modernisasi dan perkembangan lainnya terutama dalam Pendidikan Kewarganegaraan dalam kehidupan negara. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan bangsa dan negara juga merupakan identitas nasional yang dinamis sangat ditentukan oleh keterampilan dan prestasi rakyat Indonesia dalam pembangunan negara dan negara mereka.

3. Faktor Penarik

Faktor ketiga adanya kodifikasi tata bahasa resmi, pertumbuhan birokrasi dan penguatan sistem pendidikan nasional. Bahasa unsur ini menjadi bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia bagi masyarakat Indonesia. Biroraksi dan pendidikan nasional juga telah dalam pengembangan dengan cara ini.

4. Faktor Reaktif

Faktor keempat adanya penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif oleh ingatan kolektif orang yang dikendalikan selama hampir tiga setengah abad, sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui ingatan kolektif rakyat Indonesia bagi masyarakat Indonesia. Penderitaan, kesengsaraan hidup dan hasrat bersama dalam perjuangan untuk kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif orang serta semangat perjuangan, pengorbanan dan kebenaran dapat Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan menjadi identitas untuk memperkuat persatuan dan integritas bangsa dan negara Indonesia.


B. Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional Indonesia

Kita perlu memahami dua jenis identitas, yakni identitas primer dan identitas sekunder sebelum memahami Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional Indonesia menurut (Tilaar, 2007; Winarno, 2013). Karena identitas primer dinamakan juga identitas etnis yaitu identitas yang mengawali terjadinya identitas sekunder, sedangkan identitas sekunder merupakan identitas yang dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan bersama. Pada tahap embrionik secara historis , pada tahun 1908 pada masa Kebangkitan Nasional (Bangsa) identitas nasional Indonesia ditandai munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh asing . Jadi, kongres kebudayaan di Indonesia sejak 1918 diperkirakan sebagai pengaruh dari Kongres Budi Utomo 1908 yang dipeloporeh oleh dr. Radjiman Widyodiningrat yang telah memberikan pengaruh positif dalam pembangunan jati diri dan/atau identitas nasional l menurut menurut Nunus Supardi (2007) . Kongres kebudayaan pada 20-24 Agustus 1948 di Magelang dan terakhir pada 20-22 Oktober 2003 di Bukittinggi Sumatera Barat. Kongres Pemuda ke-2 mengumandangkan Sumpah Pemuda di Jakarta. Pada identitas-identitas yang sifatnya nasional merupakan Identitas Nasional Indonesia. Identitas nasional terbentuk dari proses interaksi, komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah melalui perjalanan panjang menuju Indonesia merdeka maupun kegiatan pembentukan intensif pasca kemerdekaan dilakukan secara sosiologis kegiatan tersebut terdapat interaksi antar etnis, antar budaya, antar bahasa, antar golongan yang dilakukan secara terus menerus dan menyatu berafiliasi dan memperkokoh NKRI. Di ibaratkan sebagai individu manusia, individu manusia Indonesia akan dengan mudah dikenali dari atribut yang melekat dalam dirinya secara sosiologis, Bentuk identitas nasional Indonesia menjadi ciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia dengan bendera negara Sang Merah Putih dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, lambang negara Garuda Pancasila, serta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bentuk-bentuk identitas nasional diatur dalam peraturan perundangan baik dalam UUD maupun dalam peraturan yang lebih khusus.

Bentuk identitas nasional Indonesia pernah dikemukakan pula oleh Winarno (2013) sebagai berikut:

1. Bahasa nasional atau bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia;

2. Bendera negara adalah Sang Merah Putih;

3. Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya;

4. Lambang negara adalah Garuda Pancasila;

5. Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ika;

6. Dasar falsafah negara adalah Pancasila;

7. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara adalah UUD NRI 1945;

8. Bentuk Negara KesatuanRepublik Indonesia

9. Konsepsi Wawasan Nusantara; dan

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.

Semua bentuk identitas nasional ini telah diatur dan tentu perlu disosialisasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Terdapat empat identitas nasional yakni: bendera, bahasa, dan lambang negara, dan terakhir lagu kebangsaan diatur dalam peraturan perundangan khusus Undang-Undang No. Pendidikan Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara Lagu Kebangsaan. Dasar pertimbangan tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia diatur dalam undang-undang karena;

1. Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Bahwa bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


C. Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional Indonesia

Secara sederhana, identitas nasional Indonesia mencakup semangat kebangsaan (nasionalisme) Indonesia, negara-bangsa (nation-state) Indonesia, dasar negara Pancasila, bahasa nasional, bahasa Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia Raya, semboyan negara 'BhinnekaTunggal Ika', bendera negara,sebagai bagian integral budaya nasioanal telah melalui proses yang dapat disebut sebagai ‘Mengindonesia’,sang saka merah putih integrasi wawasan nusantara. Perjalanan negara-bangsa ini jelas masih jauh pada selesai. Bahkan, boleh jadi tidak pernah selesai. Negara/bangsa tampaknya masih harus bergulat kembali dengan hal-hal dasar dalam kehidupan kebangsaan. Dalam konteks ini, satu tantangan berat bangsa di hari kini dan ke depan adalah memperkuat kembali identitas bangsa atau identitas nasional mulai bangkit sejak Kebangkitan Nasional 1908. Dimana kita harus membangun argument tentang dinamika dan tantangan identitas nasional :

1. Pembentukan identitas nasional sebelum mengembangkan kebudayaan Indonesia telah dilakukan jauh sebelum kemerdekaan yaitu melalui kongres kebudayaan 1918 dan pertama tahun 1938 di Solo

2. Peristiwa terkait dengan kebudayaan dan kebahasaan melalui kongres telah memberikan pengaruh positif terhadap pembangunan diri dan Identitas nasional

Contoh dinamika kehidupan sekaligus menjadi tantangan terkait masalah identitas nasional yaitu :

1. Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara (contoh: rendahnya semangat gotong royong, kepatuhan

2. Rasa nasionalisme dan patriotisme luntur dan memudar (lebih menghargai dan mencintai bangsa asing, lebih mengagungkan prestasi bangsa lain dan tidak bangga dengan prestasi bangsa sendiri, lebih bangga menggunakan produk asing daripada produk bangsa sendiri, dan lain-lain).

3. Lebih bangga menggunakan bendera asing daripada bendera merah putih, lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada menggunakan bahasanya.

D. Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Indonesia

Mengapa identitas nasional penting bagi negara bangsa? Singkatnya, jawabannya hampir sama dengan pentingnya identitas bagi setiap individu. Pertama, untuk membuat bangsa Indonesia dikenal bangsa lain. Jika kita sudah dikenal bangsa lain, kita bisa melanjutkan perjuangan untuk eksis sebagai bangsa sesuai dengan fitrahnya. Kedua, identitas nasional untuk negara bangsa sangat penting untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara. Tidak mungkin suatu negara hidup sendiri sehingga bisa ada. Setiap negara sebagai individu tidak dapat hidup sendiri. Setiap negara memiliki keterbatasan, sehingga perlu bantuan / bantuan dari negara / bangsa lain. Demikian pula, kita harus memiliki identitas untuk Indonesia yang dikenal oleh negara lain untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Itulah sebabnya identitas nasional sangat penting untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan nasional bangsa dan negara Indonesia.

Untuk memperkuat identitas nasional dalam konteks hubungan internasional, setiap negara memiliki bendera nasional, simbol nasional, bahasa nasional dan lagu kebangsaan. Dengan identitas ini, Republik Indonesia akan menjadi lebih kuat dan lebih diakui oleh bangsa dan masyarakat dunia. Tentu saja kita tidak lagi ingin orang asing tidak mengenal Indonesia. Kami juga tidak lagi ingin mendengar pendapat dari negara asing yang bertanya-tanya: "Berapa lama dari Bali ke Indonesia?" ini berarti bahwa identitas Bali lebih dikenal daripada Indonesia.


E. Konsep Urgensi Integrasi Nasional

Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yaitu Integrasi dan Nasional. Integrasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu “Integrate” yang berarti menyatukan, atau menggabungkan. Kata nasional berasal dari Bahasa Inggris “Nation” yang artinya bangsa. Dapat disimpulkan integrasi nasional adalah keinginan dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara antropologis dan politis. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian berbagai unsur-unsur budaya yang beraneka ragam sehingga terjadi keharmonisan fungsi dalam kehidupan masyarakat. Secara politis, integrasi nasional adalah proses menyatukan berbagai kelompok budaya dan sosial di dalam satu wilayah nasional yang kemudian memberi identitas nasional.

Integrasi nasional dapat digunakan dalam berbagai macam. Hal itu tergantung pada konteks kondisi internal dan kondisi negara. Adapun beberapa macam integrasi nasional adalah sebagai berikut:

1. Integrasi Asimilasi; Merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang ciri khas kebudayaan aslinya telah hilang dan diterima oleh masyarakat.

2. Integrasi Akulturasi; Merupakan menggabungkan dua atau lebih budaya tanpa ciri khas kebudayaan asli di suatu lingkungan tersebut hilang.

3. Integrasi Normatif; Merupakan integrasi yang dapat terjadi karena adanya norma-norma yang berlaku dan mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah diwujudkan.

4. Integrasi Instrumental; Merupakan integrasi yang terjadi dan terlihat secara nyata sebagai akibat keberadaan keseragaman antar individu dalam lingkungan masyarakat.

5. Integrasi Ideologis; Merupakan integrasi yang terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan spiritual/ ideologis yang kuat tanpa adanya paksaan.

6. Integrasi Fungsional; Merupakan integraasi yang terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua pihak di dalam masyarakat.

7. Integrasi Koersif; Terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat paksaan.

Integrasi nasional adalah salah satu cara buat mempersatukan aneka macam perbedaan yang terdapat di Indonesia. Integrasi itu sendiri bisa dikatakan mejadi suatu langkah yang baik buat mempersatukan sesuatu yang awalnya terpisah menjadi suatu keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia, misalnya menyatukan berbagai macam adat dan suku budaya yang ada serta menyatukan berbagai macam etnis atau agama yang ada di Indonesia. Integrasi nasional sangat krusial untuk diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat di negara tercinta kita ini dikarenakan negara ini merupakan negara yang masih berkembang atau bisa dibilang negara yang masih mencari jati diri bangsa. Selain itu, integrasi nasional sangat krusial untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat mempersatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia.

Indonesia sangat terkenal dengan keanekaragaman adat, budaya, suku dan agama. Oleh karena itu, adanya pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia lebih memilih untuk mengikuti trend budaya luar walaupun hal tersebut membuat usaha integrasi tidak terwujud. Masyarakat Indonesia masih belum sadar akan pengaruh budaya luar yang ternyata tidak baik bagi kehidupan bermasyarakat. Selain pengaruh budaya luar, masyarakat Indonesia bertindak atas kepentingan sendiri maupun kelompok sehingga konflik sering terjadi antar individu maupun kelompok seperti pertengkaran antar masyarakat, inteloransi dalam beragama dan lain sebagainya. Konflik tersebut yang membuat integrasi nasional sulit diwujudkan. Upaya integrasi terus dilakukan agar bangsa kita menjadi satu kesatuan yang ada dalam bhineka tunggal ika. Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, keanekaragaman yang ada tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi bangsa yang dapat mencapai tujuannya.


F. Historis, Sosiologis, Politik tentang Integrasi Nasional

Sejarah menyatakan bahwa Indonesia sudah mengalami pembangunan integrasi sebelum negara Indonesia merdeka. Menurut Suroyo, terdapat tiga model integrasi dalam perkembangan integrasi bangsa ini, yaitu model integrasi imperium Majapahit, model integrasi Kolonial, dan model integrasi nasional Indonesia.

1. Model Integrasi Imperium Majapahit

Model integrasi pertama ini bersifat imperium yang dilakukan kerajaan Majapahit. Struktur kerajaan yang sangat luas ini berstruktur konsentris. Terdapat tiga konsentris Kerajaan Majapahit. Konsentris pertama yaitu wilayah inti kerajaan, yaitu meliputi pulau Jawa dan Madura yang diperintah langsung oleh raja. Konsentris kedua adalah di wilayah luar Jawa yang merupakan kerajaan-kerajaan otonom. Konsentris ketiga yaitu kerajaan dan negara sahabat.

2. Model Integrasi Kolonial

Model integrasi kedua ini disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia-Belanda yang baru seutuhnya dicapai pada awal abad ke-20 dengan wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah kolonial mampu membangun integrasi wilayah dengan menguasai maritim, sedangkan integrasi vertikal antara pemerintah pusat dan daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial.

3. Model Integrasi Nasional Indonesia

Model integrasi ketiga ini merupakan proses integrasi bangsa Indonesia sejak negara Indonesia merdeka pada tahun 1945. Integrasi model ini jauh berbeda dengan integrasi model sebelumnya. Integrasi model sebelumnya dimaksudkan agar rakyat Indonesia mendukung pemerintah Belanda melalui penguatan birokrasi kolonial dan penguasaan wilayah jajahan. Sedangkan integrasi model ketiga ini ditujukan agar terbentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka, mempunyai semangat nasionalisme dan cinta tanah air yang serta kesadaran kebangsaan yang kuat.

Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilakukan dengan melalui beberapa tahapan-tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Masa Perintis; Masa perintis adalah masa mulai terintisnya semangat kebangsaan melalui terbentuknya organisasi-organisasi pergerakan

2. Masa Penegas; Masa penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan pada diri negara Indonesia yang dapat dilihat dengan adanya peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai tanda dimulainya masa penegas.

3. Masa Percobaan; Bangsa Indonesia mulai mencoba meminta kemerdekaan dari Belanda melalui organisasi pergerakan.

4. Masa Pendobrak; Masa ini Indonesia telah berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan melalui gerakan dan semangat kebangsaan.

Howard Wriggins dalam Muhaimin dan Collin MaxAndrews (1995) menyebut ada lima pendekatan atau cara bagaimana pemimpin politik menumbuhkembangkan integrasi bangsa. Faktor yang menentukan tingkat integrasi suatu negara, yaitu:

1. Adanya ancaman dari luar

Integrasi masyarakat dapat diciptakan dengan adanya ancaman dari luar. Meskipun berbeda agama, suku, dan ras, ketika menghadapi musuh bersama masyarakat akan bersatu. Contohnya adalah ketika adanya agresi untuk merebut kembali Indonesia, masyarakat Indonesia bersatu melawan agresi tersebut, sehingga agresi tersebut gagal dan Indonesia terbebas dari penjajahan.

2. Gaya politik kepemimpinan

Untuk menyatukan atau mengintegrasikan masyarakat suatu bangsa, gaya politik para pemimpin bangsa sangat berpengaruh. Pemimpin yang memiliki karisma, disuukai oleh rakyatnya, dan memiliki nasionalisme yang tinggi biasanya dapat menyatukan bangsanya yang sebelumnya terpecah-pecah.

3. Kekuatan lembaga-lembaga politik

Kekuatan lembaga politik juga bisa menjadi sarana pemersatu bangsa, misalnya lewat birokrasi. Birokrasi yang teritegrasi dapat menjadi sistem pelayanan yang baik, dan diterima oleh masyarakat, sehingga masyarakat akan bersatu padu dalam satu sistem pelayanan.

4. Ideologi Nasional

Sekelompok nilai-nilai yang diterima dan disepakati merupakan pengertian dari Ideologi. Ideologi juga memberikan pandangan dan pedoman bagaimana untuk mewujudkkan tujuan atau cita-cita tersebut. Jika suatu masyarakat mengakui satu ideologi yang sama, walaupun banyak sekali perbedaan di antara masyarakat tersebut, masyarakat tersebut tidak akan tercerai berai.

5. Kesempatan pembangunan ekonomi

Salah satu hal yang begitu penting untuk menyatukan suatu bangsa adalah pembangunan ekonomi. Jika pembangunan ekonomi bangsa dapat tercapai dan menciptakan keadilan, maka masyarakat bangsa tersebut bisa dianggap sebagai satu kesatuan. Namun jika ekonomi menciptakan ketidakadilan, maka akan muncul ketimpangan dan kesenjangan.


G. Dinamika Dan Tantangan Identitas Nasional

Identitas nasional jelas tidak statis. Secara eksternal, arus globalisasi terus meningkat dalam berbagai bidang kehidupan; sejak ekonomi, politik, sampai budaya, secara signifikan telah mengubah Indonesia. Perjalanan negara-bangsa ini jelas masih jauh pada selesai. Bahkan, boleh jadi tidak pernah selesai. Negara/bangsa Indonesia tampaknya masih harus bergulat kembali dengan hal-hal dasar dalam kehidupan kebangsaan. Dalam konteks ini, satu tantangan berat bangsa di hari kini dan ke depan adalah memperkuat kembali identitas bangsa atau identitas nasional mulai bangkit sejak Kebangkitan Nasional 1908, merupakan simbol penting perjalanan bangsa menuju kehidupan lebih berharkat dan bermartabat. Simbolisme jelas sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam usaha mewujudkan kehidupan lebih baik pada hari ini dan di depan.

Karena kedudukannya amat penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap bangsa. Karena tanpa identitas nasional suatu bangsa terombang-ambing. Namun apabila kita melihat fenomena terjadi di masyarakat saat ini, identitas dimiliki bangsa kita seolah-olah telah terkikis dengan adanya pengaruh yang timbul Iranian pihak luar.Budaya-budaya barat masuk ke negara kita ini, rasanya begitu capat di serap oleh lapisanmasyarakat. Masyarakat lebih mudah mengambil budaya-budaya barat tidak sesuai dengancorak ketimuran.pada dasarnya masih menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Namunkenyataannya, hal itu sering kali di abaikan. Dengan melihat kenyataan ini, terlihat jelas bahwa identitas nasional telah mulai terkikis dengan datangnya budaya-budaya barat memangtidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

Tantangan mengembangkan identitas nasional terletak pada pikiran dan sikap terbuka untuk menghormati keanekaragaman, mendorong demokrasi partisipatif, memperkuat penegakan hukum, serta memajukan solidaritas terhadap mereka rule lemah atau korban dimana negeri Indonesia adalah ruang publik sebagai tempat kita hidup bersama Karena kedudukannya amat penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap bangsa.

Karena tanpa identitas nasional suatu bangsa terombang-ambing. disintegrasi karena tidak ada nilai-nilai menjadi pegangan bersama. Memahami dan mengerti nilai-nilai pancasila sejak dini dalam kehidupansekolah sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila. Tantangan terkait memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme perlu mendapat perhatian.Bangsa Indonesia perlu mengupayakan strategi untuk mengalihkan kecintaan terhadap bangsa asing agar dapat berubah menjadi bangsa sendiri. Hal tersebut perlu adanya upaya generasi baru untuk mendorong bangsa Indonesia untuk membuat prestasi yang tidak dapat dibuat oleh bangsa lain.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Identitas nasional dapat dijabarkan sebagai salah satu ciri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa yang tentu saja memiliki kelebihan dan mungkin pula kekurangan apabila dibandingkan dengan indentitas bangsa lainnya. Caranya adalah dengan mengulik sisi umum dari sebuah bangsa dan berusaha menghindari sikap berlebihan yang menganggap budaya lain itu cenderung kurang baik. Identitas nasional dapat dimaknai pula dengan 3 dasar utama, yakni terkait kepribadian, identitas, dan keunikan yang mampu mencerminkan nilai luhur Pancasila yang diimplementasikan secara nyata untuk memberikan kontribusi nyata kepada negeri dalam hal pencapaian tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas suatu negara dapat disebabkan dari 4 faktor yakni primer, pendorong, penarik, dan reaktif. Dimana kita dapat mengklasifikasikan pula identitas primer sebagai awal dari identias sekunder (berdasarkan kesepakatan bersama). Identitas utama negara adalah bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah lunturnya praktik nilai jati diri bangsa, pudar patriotisme dan nasionalisme, kurang bangga dengan budaya sendiri. Identitas berfungsi dalam pemenuhan dan menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berprinsip.

Sedangkan dari sisi integrasi nasional adalah proses menyesuaikan beragam unsur kehidupan berbeda yang ada di masyarakat agar tercipta keselaran dan keharmonisan bersama. Integrasi dapat berupa asimilasi, akulturasi, normatif, instrumental, instrumental, ideologis, fungsional, dan koersif. Integrasi harus dilaksanakan baik oleh suatu negara agar terhindar dari konflik yang merugikan banyak pihak. Kemudian kasus ini pun menjadi sesuatu hal yang digaris bawahi atas persoalan integrasi, yakni terdapat unfiltered globalization dan juga mendahulukan kepentingan pribadi. Gaya kepemimpinan integrasi di Indonesia pun beragam, yakni Imperium Majapahit (secara konsentris), Integrasi Kolonial (menguasai hubungan birokrasi dengan pihak kolonial), dan Integrasi Nasional Indonesia (memfokuskan pada nilai kebangsaan yang baru).

B. Saran

Menurut pendapat dari pemakalah bahwasanya kita sebagai warga negara harus mengetahui betul apakah identitas negara dan bagaimana cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujudlah nilai integrasi bagi suatu bangsa. Perlu dipahami pula bahwasanya banyak sekali ancaman dari luar yang dapat meruntuhkan suatu negara baik dalam jangka waktu singkat maupun panjang, memperhatikan bagaimana jalannya kepemimpinan birokrasi, menguatkan peran lembaga politik untuk kesejahteraan masyarakat, menjaga nilai ideologi, membangun ekonomi secara berkelanjutan, serta perlunya peningkatan literasi wawasan kebangsaan yang bisa meningkatkan pemahaman dan cinta bangsa bagi seluruh lapisan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Ismail dan Hartati, 2020. Pendidikan Kewarganegaraan Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia. Pasuruan: Qiara Media

Nurwardani, Paristiyanti dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi Cetakan I. Jakarta: Dirjen Kemenristekditi RI

Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewargenegaraan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma Terbaru untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta Bandung

Laman :

1. http://silva.web.unej.ac.id/2015/09/14/pentingnya-integrasi-nasional-bagi-indonesia/

2. http://frendisyamsudin.blogspot.com/2018/04/menggali-sumber-historis-sosiologi-dan.html

3. https://www.slideshare.net/dinasep/makalah-kewarganegaraan-402539321199

Monday, March 8, 2021

Manajemen dan Lingkungan

Assalamualaikum... Hallo Sobat dunia kampus dan Smart Readers 

Untuk kalian yang sedang mencari referensi pengerjaan tugas mata kuliah Pengantar Manajemen dengan materi “Manajemen dan Lingkungan”, mari simak makalah berikut ini yuk..

Semoga bermanfaat good readers..


TUGAS MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN “MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN”






Kelompok 3 :

Indriyani Puspaningrum (1706619003)

Laurencia Audrey Hanna (1706619046)

Muhammad Hafizur Rahman (1706619074)

S1 Akuntansi B 2019

Universitas Negeri Jakarta

Jl. Rawamangun Muka, RT. 11/RW. 14, Rawamangun,

Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13220

Tahun Akademik 2019/2020


DAFTAR ISI 

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii 

KATA PENGANTAR…………………………………………………… iii 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

D. Sumber Data .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen dan Lingkungan ................................... 3

B. Faktor Internal dan Eksternal dalam Lingkungan Manajemen . 5

C. Keterkaitan antara Manajemen dengan Lingkungan................. 17

D. Peran Unsur Manajemen dan Ligkungan Dalam Operasi

Perusahaan................................................................................. 19

E. Masalah dan Solusi dalam Manajemen dan Lingkungannya .... 22

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 25

B. Saran .......................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA


KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dikarenakan rahmat dan kasih sayang-Nya kami seaku tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang materi “Manajemen dan Lingkungan” dengan baik dan benar. Tim penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini dan penulisan tidak akan terwujud tanpa bantuan, kerjasama, dan bimbingan dari berbagai pihak yang terjalin dengan baik. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Rd. Tuty Sariwulan, M. Si., selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pengantar Manajemen yang telah membimbing kami sehingga penugasan pembuatan makalah tentang materi Manajemen dan Lingkungan dapat terselesaikan dengan baik. Semoga amal baik yang telah diberikan senantiasa mendapat balasan ridho Tuhan Yang Maha Esa. Penulis sangat berharap agar karya ini membawa kebermanfaatan bagi semua pihak yang membacanya. Jakarta, Maret 2020 Tim Penulis


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen dan lingkungan berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh seorang manajer. Kondisi lingkungan yang ada akan memberikan pengaruh terhadap keputusan yang akan diambil oleh manajer. Manajer tentunya harus memperhatikan lingkungan di sekitar perusahaannya, baik internal maupun eksternal perusahaan. Salah satu contoh dari lingkungan internal dalam manajemen adalah relasi dengan para pesaing, manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasional, riset dan pengembangan, sistem informasi komputer, serta sumber daya manusia.

Kemudian, kita dapat beralih pada lingkungan eksternal manajemen. Dalam hal tujuan perusahaan, tentunya tidak lepas dari lingkungan eksternal yang saling berkaitan. Misalnya dalam menghasilkan kebutuhan konsumen atau melihat pemasarannya. Oleh karena itu lingkungan berhubungan erat dengan manajer yang harus memperhatikan dan melihat kondisi serta unsur yang ada.

Manajemen dan lingkungan dapat diintegrasikan dalam suatu hal untuk melihat, mengenal, dan mengelola lingkungan secara efektif serta menganalisis dampak dan resiko yang ada. Dalam isi makalah ini dapat memperjelas mengenai manajemen dan lingkungan.


B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen dan lingkungan?

2. Apakah faktor internal dan eksternal lingkungan dalam manajemen?

3. Bagaimana keterkaitan antara manajemen dengan lingkungan?

4. Mengapa manajemen dan lingkungan diperlukan dalam operasi perusahaan?

5. Permasalahan apa dan bagaimana solusi yang diperlukan dalam manajemen dan lingkungannya?


C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian manajemen dan lingkungan.

2. Memahami faktor internal dan eksternal lingkungan dalam manajemen.

3. Menganalisa keterkaitan antara manajemen dan lingkungan.

4. Melihat peran unsur manajemen dan lingkungan dalam operasi perusahaan,

5. Mengetahui dan mengimplementasikan masalah dan solusi yang berkaitan dengan manajemen dan lingkungan.


D. Sumber Data

Sumber-sumber yang tim penulis gunakan dalam menyusun makalah “Manajemen dan Lingkungan” adalah berdasarkan studi kepustakaan dan pencaharian di beberapa laman terkait tema yang tertera.


BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen dan Lingkungan

Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melaului perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi. 1 Berdasarkan Ricky W. Griffin (2004) “manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, perngoordinasian, dan perngontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran efektif dan efisien.” 2 Menurut Henry Fayol menyatakan bahwa “Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama, yakni merancang, mengorganisasi, memerihtah, mengoordinasi, dan mengendalikan.” Manajemen merupakan proses perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan terhadap penggunaan sumber daya secara terencana dengan baik agar tercapai tujuan kegiatan utamanya.3 Maka dapat di simpulkan bahwasanya manajemen merupakan cara dan strategi kegiatan yang diupayakan untuk memanfaatkan segala sumber daya yang ada di suatu perusahaan agar berjalan dengan baik dan benar agar terjadi efektifitas dan efisiensi intern dan ekstern kerja.

Kemudian kita dapat beralih pada makna lingkungan yang menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) lingkungan adalah daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk di dalamnya. Berdasarkan pengertian lingkungan oleh Bintarto, maka dijelaskan bahwa lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa benda ataupun non-benda yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi sikap dan tindakan kita. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan wilayah kondisi sumber daya alam dan sosial yang saling berkaitan dan bisa memengaruhi kondisi bagi suatu perusahaan karena mereka bisa merespon terhadap adanya perusahaan sehingga bisa dijadikan sebagai penentu berhasil atau gagalnya perjalanan perusahaan. Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa makna manajemen lingkungan merupakan seluruh upaya manajerial yang fokuskan kondisi perusahaan di mata pihak intern (terutama) dan juga ekstern sebagai respon atas kinerja jalannya perusahaan. Dalam manajemen, ada keterkaitan antara manajemen dan lingkungan yang menimbulkan adanya analisis lingkungan untuk hal tersebut. Lingkungan dalam manajemen itu sendiri diartikan sebagai faktor-faktor yang berada di luar maupun di dalam jangkauan perusahaan yang dapat menimbulkan peluang serta ancaman bagi perusahaan. Menurut Robbins dan Coulter, “Lingkungan merujuk pada lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan yang berada di luar organisasi tersebut dan secara potensial mempengaruhi kinerja organisasi itu.” Adapun analisis lingkungan, menurut Jauch dan Glueck mendefinisikan, “Analisis lingkungan adalah analisis untuk menentukan peluang dan ancaman yang mempunyai arti penting bagi perusahaan di masa yang akan datang yang juga meliputi upaya penentuan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada waktu sekarang atau yang mungkin berkembang”.

Certo memperjelas pengertian tersebut dengan mendefinisikan, “Analisis lingkungan adalah proses pengamatan terhadap organisasi untuk mengidentifikasi ancaman dan peluang saat ini dan masa yang akan datang, yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya.” Dengan demikian dari beberapa definisi di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah semakin mudahnya lingkungan berubah maka dampaknya terhadap organisasi juga semakin besar.


B. Faktor Internal dan Eksternal dalam Lingkungan Manajemen

Lingkungan manajemen merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam dunia manajemen. Pasalnya kinerja perusahaan tidak mungkin bisa berjalan baik tanpa adanya hubungan yang baik dengan eksternal perusahaan melalui relasi masyarakat yang merupakan bagian tugas dari manajemen lingkungan. Hal ini diperluas maknanya terkait eksistensi, perkembangan, dan kemajuan perusahaan karena telah dipercaya oleh masyarakat luas, baik di dalam maupun luar negeri. Lingkungan organisasi dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi kinerja organisasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan organisasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro. Dalam kajiannya di khususkan untuk lingkungan eksternal perusahaan, baik langsung maupun umum dan lingkungan internal perusahaan. Berikut ini ialah pembagiannya, yakni:

1. Faktor Internal dalam Lingkungan Manajemen

Lingkungan internal (internal environment) mencakup elemen-elemen yang berada di dalam organisasi.5 Lingkungan internal dalam manajemen ini terkait dengan beberapa hal yang secara langsung bertindak sebagai penentu hasil akhir produksi sehingga dapatlah diambil keputusan efektif dan efisien karena pengawasan yang dapat terpantau secara intensif. Lingkungan internal meliputi kekuatan-kekuatan yang ada dalam organisasi itu sendiri dan sifatnya dapat dikontrol oleh manajemen. Lingkungan internal juga berpengaruh secara langsung terhadap kinerja dari sebuah organisasi. Kekuatan-kekuatan yang ada dalam lingkungan internal meliputi: pekerja, dewan komisaris, dan pemegang saham.

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan sebuah perusahaan dan besar kecilnya pengaruh lingkungan pada perusahaan dapat dilihat dari seberapa besar ketergantungan perusahaan tersebut pada lingkungannya. Produk dan jasa merupakan alat output dari perusahaan yang dikonsumsi oleh pemakai yang ada pada lingkungannya. Di sisi lain, perusahaan juga perlu mendapatkan berbagai jenis input dari lingkungannya agar bisa mendapatkan output yang optimal.

Input yang diperlukan oleh perusahaan sering kali sumbernya dikuasai oleh perusahaan atau organisasi lain yang terdapat dilingkungannya, sehingga perusahaan terpaksa mempunyai ketergantungan sumber dayanya pada lingkungan. Jika lingkungan bertambah kompleks, maka perusahaan juga harus menjadi lebih kompleks agar mampu menghadapi perubahan tersebut. Oleh karena itu, sebuah perusahaan perlu melakukan penyesuaian struktur internal organisasi, pola kerja dan perencanaan yang matang mulai dari pembuat keputusan sampai pelaksana keputusan.

Berikut ini merupakan penjabaran dari 3 kekuatan di dalam lingkungan internal, di antaranya:

Beberapa elemen dalam lingkungan internal adalah:

a. Karyawan, adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan, baik berbentuk uang maupun bentuk lainnya kepada perusahaan atau organisasi. Karyawan ini terbagi menjadi dua yaitu karyawan berkerah putih yang bekerja dengan tenaga dan pikirannya, kemudian karyawan berkerah biru yang bekerja dengan tenaga ototnya.

b. Manajemen, adalah seni mengelola sumber daya secara efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan perusahaan agar sasaran organisasi dapat tercapai. Ada beberapa kegiatan yang harus dikelola seperti:

1) Logistik ke dalam, berkaitan dengan penerimaan penyimpanan

2) Operasi, seperti perakitan

3) Logistik ke luar, berkaitan dengan pengumpulan

4) Pemasaran dan distribusi, menyediakan fasilitas

5) Pelayanan, seperti instalasi, pelatihan dan lain sebagainya.

c. Pemegang Saham dan Dewan Direksi

Pemegang saham adalah orang atau badan yang memilki saham di perusahaan, para pemegang saham ini juga merupakan pemilik sebuah perusahaan tersebut. Oleh karena itu pemegang saham dapat menentukan kebijakan di suatu perusahaan tergantung dengan jenis sahamnya, pemegang saham dapat menentukan haknya dalam rapat umum pemegang saham. Sedangkan dewan direksi adalah pihak yang bertanggung jawab untuk menentukan tujuan organisasi, menentukan strategi mencapai tujuan dan lain-lain. Tugas dari dewan direksi yaitu:

1) Memimpin sebuah perusahaan untuk membuat kebijakan

2) Memilih dan menetapkan tugas karyawan dan manajer

3) Menyusun anggaran tahunan

4) Membuat laporan kinerja perusahaan yang nantinya diberikan kepada pemegang saham


Sedangkan hal yang bertujuan untuk melihat keunggulan perusahaan dapat dilihat dari:

a. Pemasaran

Elemen dari faktor pemasaran meliputi jenis dan kualitas produk, saluran distribusi, dan promosi penjualan.

b. Keuangan

Para penyusun strategi perlu melakukan analisis manajemen keuangan yang dapat dilihat di laporan keuangan perusahaan.

c. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan faktor terpenting yang akan membuat keputusan untuk fungsi organisasi. Penting bagi perusahaan untuk mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi dan melatih kinerja serta pengembangan karyawannya.

d. Operasional

Dalam operasional hal yang perlu dianalisis adalah seperti bagaimana pelayanan perusahaan kepada pelanggan dan kemudahan kredit.

e. Organisasi

Dalam organisasi, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah struktur organisasi, citra perusahaan, dan sebagainya.

Disamping faktor-faktor di atas, faktor internal lainnya adalah budaya organisasi, yang meliputi hal seperti etika moral perusahaan, membantu pengembangan manusia secara optimal, memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya, dan hal lainnya. Faktor-faktor internal manajemen dan lingkungan, di antaranya :

a. Para pekerja (mulai dari lingkungan fisik/ non-fisik, imbalan jasa, prioritas kesejahteraan, jaminan kesehatan dan hari tua, kemampuan beradaptasi dengan internal dan eksternal perusahaan, kinerja, loyalitas, prestasi kerja, dan lain sebagainya).

b. Seluruh peralatan dan aset yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan (mulai dari pembelian, pengawasan, pemeliharaan, evaluasi teknologi terbaharukan, dan penyusunan ruang tata penempatan).

c. Pemanfaatan dana investor dengan pengelolaan yang baik

d. Mengintegrasikan proses manajemen dalam pengambilan keputusan berdasarkan banyak sumber dan pertimbangan dengan berbagai divisi perusahaan.

e. Pengelolaan segala inventory mulai dari barang mentah, setengah jadi, ataupun sudah siap pakai.

f. Budaya perusahaan yang di dalamnya terdapat nilai kunci, keyakinan, pemahaman, dan norma pokok yang dibagi bersama oleh anggota suatu organisasi.

g. Simbol yang berarti objek, tindakan, peristiwa berisi makna yang akan disampaikan ke pihak lain.

h. Cerita merupakan narasi yang didasarkan pada peristiwa sesungguhnya yang diulang dan dibagikan kepada karyawan organisasi.

i. Pahlawan sebagai figur orang yang menjadi contoh atas tujuan, karakter, dan atribut dari sebuah budaya yang kuat.

j. Slogan sebagai frasa atau pernyataan yang menyatakan nilai utama perusahaan dengan sinkat dan jelas.

k. Upacara resmi sebagai bentuk kegiatan terencana untuk memperingati peristiwa khusus dann dilakukan untuk manfaat para pesertanya.


2. Faktor Eksternal dalam Lingkungan Manajemen

Menurut Chuck Williams (2001:51) “lingkungan eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perusahaan.” Kemudian berdasarkan T. Hani Handoko (1999:62) mengatakan bahwa “lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer.


Serta James A.F. Stoner (1996:66) mengatakan “lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu organisasi yang relevan pada kegiatan organisasi itu”6. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan eksternal dalam manajemen adalah lingkungan eksternal yang tidak bisa direncanakan ataupun dalam kendali oleh internal usaha, namun dapat memengaruhi seorang manajer dalam mengambil sebuah kebijakan yang relevan untuk diterapkan pada kegiatan kerja perusahaan. Selain itu, ada juga faktor penting lainnya yang dinamakan sebagai analisis lingkungan yang bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang. Proses yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menganalisis lingkungan eksternal sebagai berikut:

a. Pemindaian, perusahaan bisa mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perubahan potensial dalam lingkungan umum, dan mendeteksi perubahan-perubahan yang sedang terjadi.

b. Pengawasan, perusahaan bisa mendeteksi perubahan dan tren lingkungan melalui pengawasan yang berkelanjutan.

c. Peramalan, analisis mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang apa yang mungkin terjadi, dan seberapa cepat perubahan-perubahan dan tren itu terdeteksi melalui pemindahan dan pengawasan (Subeki Ridhotullah dan Mohammad Jauhar, Op. Cit., hlm. 55-57.)

d. Penilaian, tujuannya adalah untuk menentukan waktu dan signifikasi efek-efek dari perubahan dan tren lingkungan terhadap manajemen strategis suatu perusahaan.


Lingkungan eksternal dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di antaranya yaitu:

a. Lingkungan Eksternal Mikro

Lingkungan ini merupakan jangkauan eksternal perusahaan yang tak termasuk ke dalam proses faktor rumah tangga produksi, namun dapat berdampak secara langsung ke dalam operasional perusahaan. Berikut ini merupakan faktor-faktor lingkungan eksternal mikro, di antaranya:

1) Sasaran pasar, pihak yang menjadi sasaran penjualan ataupun pemasaran output barang/jasa perusahaan.

2) Supplier sebagai penyedia barang/jasa untuk proses kerja ataupun produksi bagi perusahaan.

3) Pihak perantara dalam mendistribuasikan output perusahaan

4) Seluruh teknologi terbaharukan yang memiliki kesinambungan dengan kinerja suatu perusahaan.

b. Lingkungan Eksternal Makro

Lingkungan ini berdampak tidak langsung kepada perusahaan namun sifatnya berdampak secara general/umum yang tak dapat terelakkan kejadiannya dikarenakan biasanya terjadi secara alamiah. Faktor-faktornya disebabkan oleh :

1) Kondisi alamiah/ natural condition

2) Kondisi dari politik, keamanan, hukum, dan peraturan lainnya

3) Segala perturan perundang-undangan dan seluruh ketentuan yang mengikat dan berlaku bagi semua pihak

7 7 Subeki Ridhotullah dan Mohammad Jauhar, Op. Cit., hlm. 57-58.

12

(ada yang merasa untung/rugi, namun itu diperlukan untuk menyamaratakan kepentingan bersama).

4) Seluruh seluk-beluk tentang perekonomian, cara pemenuhan kebutuhan masyarakat, tingkat penanaman modal, dan lainnya.

5) Kondisi sosial budaya yang sangat memerhatikan etika kesopanan, cara berinteraksi yang baik, berkomunikasi secara lugas dan efektif, memerhatikan norma agama; adat; kesusilaan; hukum; aturan/tata cara, menjaga hubungan yang baik, dan lain sebagainya.

6) Adanya tingkat mortalitas dan natalitas yang pemerataannya masih sulit untuk diatasi dengan baik, sehingga di negara berkembang masih sangat banyak ditemukan tingkat kelahiran yang dikaitkan dengan jumlah kematian yang juga tinggi. Hal ini juga disusul dengan permasalah urbanisasi yang cenderung lebih banyak dibandingkan dengan jumlah transmigrasi. Hal ini yang tentunya menjadi maslah yang harus segera diatasi dengan baik.

7) Luasnya hubungan secara internasional yang berkiatan dengan pengamanan barang jasa dalam negeri, nominal pembanding antara mata uang dalam negeri dengan alat tukar luar negeri, sistem budaya, dan politik keamanannya.


c. Lingkungan Umum (General Environment)

Lingkungan umum merupakan lapisan eksternal yang tersebar dan memengaruhi organisasi secara tidak langsung. Contohnya adalah faktor-faktor sosial, demografi, dan ekonomi yang memengaruhi seluruh organisasi dengan sama besarnya. Kenaikan laju inflasi atau persentase pasangan yang berkarier ganda dalam angkatan kerja merupakan bagian dari lingkungan umum organisasi. 8 Peristiwa ini tidak secara langsung memengaruhi sebahagian operasi harian bagi perusahaan, namun pada akhirnya justru bisa memengaruhi seluruh organisasi. Di lingkungan umum, terdapat beberapa dimensi, yaitu dimensi internasional, teknologi, sosial budaya, ekonomi, dan hukum-politik. Untuk dimensi internasional dapat diartikan dengan lingkungan eksternal yang berasal dan juga berpeluang dari negara asing. Kemudian, dimensi teknologi diartikan dengan dimensi lingkungan umum berupa kemajuan ilmiah dan teknologi dalam industri tertentu, serta masyarakat secara luas.

Pada dimensi sosial budaya, maka diartikan sebagai dimensi lingkungan umum yang mencakup karakteristik demografi, norma, kebiasaan, dan nilai-nilai masyarakat di mana organisasi beroperasi di dalamnya. Beralih pada dimensi ekonomi, dapat pula diartikan sebagai kesehatan ekonomi secara umum dari suatu negara atau wilayah tempat sebuah organisasi beroperasi. Terakhir, pada dimensi hukum-politik diartikan pada dimesi lingkungan umum yang meliputi peraturan pemerintah di tingkat lokal, negara bagian, dan federal, serta aktivitas politik yang dirancang untuk memengaruhi perilaku perusahaan. Kemudian manajer harus mengenali adanya berbagai kelompok penekan di dalam kerangka hukum-politik untuk memengaruhi perusahaan agar (Richard L. Daft, Loc.Cit., Hlm. 107.) bertindak dalam cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial.9 Komponen-komponen lingkungan umum, meliputi:

1) Demografi (struktur penduduk, peluang kerja dan pengangguran, serta urbanisasi)

2) Ekonomi (pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat, selera konsumen)

Kondisi perekonomian di suatu negara jelas mempengaruhi suatu perusahaan yang berbeda di negara tersebut. Upah dan harga ditetapkan oleh pemasok dan pesaing, serta kebijakan fiskal pemerintah mempengaruhi biaya produksi barang atau penawaran jasa dan kondisi pasar. Semua faktor ini dapat berlangsung lama, kemudian seorang manajer dapat meramalkan ekonomi dan mengantisipasi sebuah perubahan.10

3) Alam (ketersediaan bahan-bahan untuk kelancaran kerja)

Dalam hal ini juga ditekankan upaya untukmendapatkan sumber daya yang sedikit jumlahnya namun bisa untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas sehingga diperlukan prinsip efisiensi.

4) Teknologi (perkembangan penggunaan teknologi untuk menciptakan daya saing yang kuat serta bisa menentukan kesuksesan suatu perusahaan)

Kemajuan teknologi akan mempengaruhi lingkungan dengan adanya ilmu komunikasi yang semakin luas dan sangat cepat. Lingkungan teknologi ini menentukan sukses tidaknya suatu perusahaan di dalam menggunakan teknologi yang tersedia.

5) Politik (keuntungan dan kerugian dari kebijakan pemerintah)

9 Richard L. Daft, Loc.Cit., Hlm. 108-113. 10 Subeki Ridhotullah dan Mohammad Jauhar, Op. Cit, hlm. 58


Karena sebuah perusahaan berada di suatu negara tertentu, pastinya perusahaan tidak dapat melepaskan pengaruh lingkungan politik yang terjadi pada negara tersebut. Dengan dikeluarkannya undang-undang yang mengatur tentang operasi suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut otomatis akan mengikatkan diri pada undang-undang tersebut. Proses politik mencakup pengaturan tentang persaingan antara perusahaan satu dengan yang lainnya, dan juga masing-masing perusahaan saling mencari peluang untuk mendapatkan laba.

6) Sosial-Budaya (nilai kemasyarakatan, perilaku, dan kepercayaan)

Nilai ini nampak melekat dalam kehidupan sosial-budaya agar memeperoleh relasi yang baik dan saling mengunutungkan. Hal ini bisa saja menjadikan perusahaan kuat apabila mendapatkan kepercayaan penuh dari lapisan masyarakat serta bisa meningkatkan pengembangan bagi berlangsungnya kinerja perusahaan.


d. Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah serangkaian faktor ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan dan tindakan serta tanggapan kompetitif. Untuk menghasilkan laba diatas rata-rata, haruslah besar kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industri. Adapula kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri yaitu:

1) Ancaman masuknya pendatang baru

2) Tingkat rivalitas antar pesaing

3) Berbagai tekanan dari produk pengganti

4) Kekuatan tawar-menawar pembeli terhadap barang

5) Kekuatan tawaran pemasok barang

Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen yang secara normal memiliki dampak yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.


e. Lingkungan Tugas

Lingkungan ini lebih dekat dengan organisasi dan meliputi sektor-sektor yang melakukan transaksi harian dengan organisasi, serta berpengaruh secara langsung terhadap operasi dasar dan kinerjanya. Secara umum, lingkungan ini terdiri atas para pesaing, pemasok, pelanggan, dan pasar tenaga kerja.11

1) Pelanggan

Pelanggan diartikan sebagai orang dan organisasi yang membeli barang atau jasa dari organisasi. Dalam hal ini pelanggan selalu diperhatikan keinginannya dan kemampuannya dalam membeli barang ataupun jasa dengan penyajian layanan terbaik dari perusahaan.

2) Pesaing

Pesaing merupakan organisasi lain dalam industri atau jenis usaha yang sama yang menyediakan barang atu jasa kepada sekelompok pelanggan yang sama. Disini, pesaing merupakan acuan yang harus sangat diperhatikan dalam hal pemberian kepuasan/pelayanan baik barang dan jasa dari suatu perusahaan kepada masyarakat agar bisa lebih baik dari sang kompetitor di dalam dunia pasar.

3) Pemasok

Pemasok merupakan orang dan organisasi yang menyediakan bahan baku keapda pihak lain yang menggunakannya untuk menghasilkan suatu produk.. (Richard L. Daft. Loc.Cit. Hlm. 107.)

4) Pasar Tenaga Kerja

Orang-orang dalam lingkungan yang dapat diterima bekerja untuk organisasi dan dapat menghasilkan output yang baik dengan kinerja yang siap untuk berkompetitif.

5) Pemerintah

Peranan pemerintah sangat besar terhadap keberhasilan suatu organisasi. Sebaliknya, pemerintah juga dapat menghambat kemajuan seperti kebijakan yang membuat tindakan pemerintah kurang proporsional terhadap permasalahan dalam organisasi.

6) Lembaga Keuangan

Lembaga ini berperan sebagai penjamin sekaligus penyedia sumber dana dan keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Penting untuk membangun relasi yang baik karena setiap perusahaan pasti memerlukan dana. Kepercayaan merupakan aspek penting bagi bank dalam memberikan pinjamannya.

C. Keterkaitan antara Manajemen dengan Lingkungan

Lingkungan memberikan pengaruh yang signifikan, termasuk bagi organisasi atau perusahaan. Perusahaan akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika lingkungan yang mempengaruhinya juga kondusif. Sekalipun manajemen dan kemampuan perusahaan itu baik, jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung maka perusahaan juga akan redup.

Setiap perusahaan, baik dari skala besar, menengah, ataupun kecil semua akan berinteraksi dengan lingkungan dimana organisasi tersebut berada. Lingkungan akan mengalami perubahan-perubahan yang relatif cepat. Organisasi yang dapat bertahan adalah mereka yang bisa menyesuaikan dengan perubahan lingkungan tersebut. Sebaliknya, organisasi yang tidak memperhatikan perubahan lingkungan akan mengalami kehancuran.


Lingkungan organisasi dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi. Langkah penting yang harus diambil perusahaan dalam menghadapi perubahan dan perkembangan lingkungan adalah dengan melakukan analisis terhadap lingkungannya, baik lingkungan sekarang maupun perkiraan lingkungan di masa mendatang. Manajemen dengan lingkungan mempunyai keterkaitan, di antaranya :

1. Ketidakpastian Lingkungan

Ketidakpastian berarti manajer tidak memiliki informasi yang memadai tentang faktor-faktor lingkungan agar dapat memahami dan memprediksi kebutuhan dan perubahan. Hal ini terjadi apabila faktor eksternal berubah secara cepat, organisasi akan mengalami ketidakpastian yang sangat tinggi yang mengharuskan perusahaan harus beradaptasi denan perubahan yang cepat di dalam lingkungan. Oleh sebab itu, perusahaan dituntut untuk mengikuti segala trend terbaharu untuk bisa memperoleh manfaat dan bisa menghindari segala kerugian yang mungkin akan terjadi.

2. Beradaptasi dengan Lingkungan

a. Peranan Lintas Batas (boundary spanning roles)

Peranan ini dijalankan oleh orang atau departemen yang menghubungkan dan mengkoordinasikan organisasi dengan sejumlah elemen kunci yang berada dalam lingkungan eksternal.

b. Kemitraan Antarorganisasi

Kemitraan ini merupakan strategi untuk beradaptasi dengan lingkungan yang semakin populer digunakan adalah pengurangan batas-batas yang ada dan meningkatkan kerja sama dengan organisasi lain.

c. Merger dan Usaha Patungan

Merger terjadi dengan adanya penggabungan dua organisasi atau lebih sehingga menjadi satu, serta usaha patungan merupakan aliansi atau program strategis oleh dua organisasi atau lebih.

d. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang. Proses yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menganalisis lingkungan eksternal sebagai berikut:

1) Pemindaian, perusahaan bisa mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perubahan potensial dalam lingkungan umum, dan mendeteksi perubahan-perubahan yang sedang terjadi.

2) Pengawasan, perusahaan bisa mendeteksi perubahan dan tren lingkungan melalui pengawasan yang berkelanjutan.

3) Peramalan, analisis mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang apa yang mungkin terjadi, dan seberapa cepat perubahan-perubahan dan tren itu terdeteksi melalui pemindahan dan pengawasan.

4) Penilaian, tujuannya adalah untuk menentukan waktu dan signifikasi efek-efek dari perubahan dan tren lingkungan terhadap manajemen strategis suatu perusahaan.


D. Peran Unsur Manajemen dan Lingkungan Dalam Operasi Perusahaan

Peranan dari berbagai unsur manajemen dan lingkungan dalam operasi perusahaan dimaksudkan untuk:

1. Sebagai Usaha untuk Mencipatakan Budaya yang Adaptif

Hal ini didasarkan pada penelitian di Harvard terhadap 207 perusahaan AS yang menunjukkan adanya hubungan yang penting antara budaya perusahaan dan lingkungan eksternal yang juga dikemukakan bahwa budaya perusahaan yang kuat saja tiak mampu menjamin keberhasilan bisnis, kecuali jika budaya tersebut mendorong adaptasi yang sehat terhadap lingkungan eksternal. 1212 Richard L. Daft. Loc.Cit. Hlm. 130.

2. Membentuk Budaya Kerja Bagi Lingkungan Kerja Baru

Berusaha untuk memberikan pelayanan terhadap permintaan baru bagi pengelola budaya perusahaan berupa pemberian pemaparan rencana kerja yang jelas diikuti motivasi (pemberian semangat kerja), dimulai dari segi pemimpin hingga ke para pekerjanya.

3. Berusaha Mengambil Langkah yang Tepat

Dalam perusahaan yang bersaing, perhatian akan lingkungan eksternal tentu dapat membantu untuk dapat mengambil langkah yang tepat. Penting bagi para pengambil keputusan untuk bisa melihat lingkungannya dengan baik agar dapat bersaing secara pintar dan sehat.Pengetahuan tentang lingkungan perusahaan akan menolong dalam meningkatkan posisi bersaing perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi, serta dapat memenangkan pertarungan dalam perekonomian.

4. Antisipasi dan Penanggapan Terhadap Peluang yang Ada

Penting dalam hal manajemen dan lingkungannya diperhatikan dalam perusahaan, untuk memberikan kesempatan bagi para perencana strategis dalam mengantisipasi dan menanggapi peluang yang ada, serta untuk pengembangan strategi ataupun antisipasi terhadap ancaman.

5. Analisis Lingkungan

Perusahaan terus berinteraksi dengan lingkungannya yang terus berubah, pengaruh lingkungan yang kompleks tentu dapat memberikan dampak terhadap kinerja perusahaan. Dalam melakukan analisis lingkungan eksternal, perusahaan mengidentifikasi peluang (opportunity) yang berkembang dan juga ancaman (threat) dari para pesaing. Sedangkan untuk analisis lingkungan internal perusahaan melihat kekuatan (stregth) dan kelemahan (weakness).

6. Pemantauan Perubahan dan Perkembangan Lingkungan

Pekerjaan utama manajer dalam hal perubahan lingkungan bisnis adalah selalu memantau perubahan dan perkembangan lingkungan. Manajer juga melakukan analisis terhadap dampaknya bagi perusahaan. Sehingga, peningkatan pengetahuan akan lingkungan perusahaan diperlukan oleh manajer.

7. Pengaruh Lingkungan Internal Terhadap Organisasi

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan sebuah perusahaan dan besar kecilnya pengaruh lingkungan pada perusahaan dapat dilihat dari seberapa besar ketergantungan perusahaan tersebut pada lingkungannya. Produk dan jasa merupakan alat output dari perusahaan yang dikonsumsi oleh pemakai yang ada pada lingkungannya. Di sisi lain, perusahaan juga perlu mendapatkan berbagai jenis input dari lingkungannya agar bisa mendapatkan output yang optimal.


E. Masalah dan Solusi dalam Manajemen dan Lingkungannya

Gambar tersebut menunjukan masing-masing kotak memiliki tingkat ketidakpastian yang berbeda-beda. Hal ini tergantung dari setiap situasi dan kondisi tingkat homogenitas dan perubahan lingkungan yang dihadapi. Tingkat homogenitas melihat sejauh mana kompleksitas lingkungan. Sedangakan tingkat perubahan akan melihat sejauh mana stabilitas suatu lingkungan. Ketidakpastian juga tergantung dari apa yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Organisasi berada dalam ketidakpastian tinggi apabila perubahan lingkungan yang dihadapi cepat dan homogenitas yang kompleks. Sebaliknya, kombinasi perubahan yang dinamis dan elemen lingkungan yang sederhana menunjukkan organisasi itu berada dalam ketidakpastian moderat.

Tingkat ketidakpastian tersebut menuntut manajer untuk dapat melakukan tindakan dan antisipasi yang tepat. Semakin besar ketidakpastian suatu organisasi, semakin lingkungan akan membatasi pilihan-pilihan yang dapat diambil. Strategi yang dapat diambil untuk menghadapi perubahan lingkungan dan ketidakpastiannya tersebut adalah:

1. Melakukan Penyesuaian Terhadap Perubahan Lingkungan

Kekuatan dari pengaruh lingkungan adalah hal yang tidak dapat dihentikan. Organisasi dapat menyusun penyesuaiannya dengan merubah organisasi, struktur, dan strategi yang dilakukan.

2. Memantau Lingkungan Secara Tidak Langsung

Manajer dapat memantau perkembangan lingkungan dengan memperoleh informasi yang ada.

3. Memberikan Pengaruh Langsung Terhadap Lingkungan

Seperti dalam hal melakukan negosiasi dan perundingan dengan pihak-pihak yang berkaitan. Masalah dan Tantangan Manajemen Dalam Era Globalisasi, di antaranya:

a. Tantangan Eksternal

1) Perubahan Lingkungan Bisnis

Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan tidak bisa terhindarkan dari koridor yang telah ditentukan/perkirakan sebelumnya.

2) Keragaman Tenaga Kerja

Hal ini dikatakan bahwa akan terjadi kemungkinan tidak semua kerja bisa berjalan dengan baik, karena tenaga kerja memiliki latar belakang kondisi sosial yang berbeda-beda dan juga pemikiran/pendapat yang sangat beragam.

3) Globalisasi

Tantangan yang semakin mudah untuk mengetahui segala informasi, baik internal maupun eksternal perusahaan sehingga keamanan syber harus selalu ditingkatkan.

4) Peraturan pemerintah

Hal ini akan memengaruhi seluruh perusahaan dalam melakukan aktivitasnya karena peraturan bersifat mengikat.

5) Perkembangan pekerjaan dan peranan keluarga yang sebenarnya sangat efektif dalam membina dan meningkatkan keahlian individu.

6) Kekurangan tenaga kerja yang terampil akan menyebabkan disfungsional secara optimal terhadap kinerja yang baik


b. Tantangan Internal

1) Posisi organisasi dalam bisnis yang kompetitif

2) Fleksibilitas organisasi/perusahaan

3) Pengurangan tenaga kerja manajemen

4) Tantangan restrukturisasi

5) Budaya organisasi

6) Pengamanan dan penjagaan agar terhindari dari konflik antara atasan dan bawahan

7) Memperoleh Pekerja di Luar Deskripsi Kerja

Hal ini bisa saja menimbulkan ketimapangan karena persiapan yang belum memadai. Hal ini bisa diatasi ataupun diminimalisirkan dengan membicarakan hal yang sulit dengan atasannya sehingga dapat dicari titik penyelesaiannya dengan baik.

8) Rasa Kewalahan dalam Menangani Pekerjaan

Hal ini bisa diselesaikan dengan cara berdiskusi dengan manajer agar memperoleh keputusan yang baik untuk kinerja nya di masa mendatang. Penyelesaiannya bisa jyga dengan pemindahan kedudukan ataupun pembagian kerja yang selaras dengan kemampuannya.

9) Proses Pemilihan Strategi dalam Produksi

Bisa dikatakan sebagai kondisi yang menentukan keefektifan cara untuk mengelola proses produksi dengan baik.

10) Pemilihan Produk Prioritas

11) Perencanaan Produk Awal

12) Pembuatan Prototip untuk diuji

13) Implementasi Produk Jadi


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melaului perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi. sedangkan manajemen lingkungan manajemen lingkungan merupakan seluruh upaya manajerial yang fokuskan kondisi perusahaan di mata pihak intern (terutama) dan juga ekstern sebagai respon atas kinerja jalannya perusahaan.

Kemudian, manajemen lingkungan juga dibagi menjadi faktor internal dan eksternal yang didalamnya ada beberapa pembagian, misalnya saja pembagian lingkungan secara internal, eksternal mikro dan makro, lingkungan umum, lingkungan kerja, lingkungan industri, lingkungan pembagian tugas, dan lingkungan lainnya yang berjalan secara kesinambungan dan tidak bisa terlepaskan satu dengan yang dalam lingkup manajemen lingkungan.

Selain itu, setelah ditemukan keterkaitannya maka telah dibahas pula mengenai peran dan unsur manajemen yang diterapkan di dalam perusahaan yang diikuti dengan pemaparan masalah umum dan solusi penyelesaiannya.


B. Saran

Sebaiknya, dalam menciptakan manajemen lingkungan yang baik maka seluruh elemen internal perusahan harus bisa bekerja sama dengan selaras dan bisa mewujudkan kondisi yang kuat serta menjaga dan mengambangkan kemampuannya dalam menganalsis kondisi lingkungan eksternal perusahaan. Karena bagi perusahaan, kinerja terbaik yang harus diberikan bukan hanya berdasarkan pemenuhan kerja dengan baik namun juga bagaimana bisa membuat citra perusahaan dikenal sangat baik di masyarakat.

Oleh sebab itu, sangat diperlukan pembagian kerja yang jelas disertai pemenuhan faktor lain yang bisa meningkatkan kualitas dalam bekerja berdasarkan 4 fungsi utama manajemen, yaitu pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang bisa dilakukan secara efektif dan efisien.


DAFTAR PUSTAKA

Issakh, Henki Idris dan Zahrida Wiryawan. 2014. Pengantar Manajemen. Jakarta: In Media.

Ridhotullah, Subeki dan Jauhar, Mohammad. 2015. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

L. Daft, Richard. 2007. Management Manajemen. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

R. Schermerhorn, John dan G. Bachrach, Daniel. 2015. Introduction to Management Thirteen Edition. Singapura: John Wiley & Sons Singapore Ptc. Ltd.

Amirullah. Pengantar Manajemen. 2015. Malang: Bayumedia Publishing Malang.

Dipublikasikan oleh Scribd, www.scribd.com/121300538/Makalah-Manajemen-dan-Lingkungan (diakses pada 11 Maret 2020, pukul 19:21)

Dipublikasikan oleh vesper2.blogspot, http://vesper2.blogspot.com/2014/04/lingkungan-manajemen.html?m=1 (diakses pada 11 Maret 2020, pukul 20:00)